Jumat, 10 Agustus 2012

[rb] Imperium III




Judul Buku                 : Imperium III – Zaman Kebangkitan Besar. 
Penulis                       : Eko Laksono 
Kata Pengantar       : Prof. Dr. Ir. E. Gumbira Sa’id, M.A. Dev (Senior Advisor program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis IPB) 
Penerbit                     : Hikmah (PT Mizan Publika) 
Tahun Terbit              : Cetakan I : Agustus 2006, Cetakan II : Oktober 2010 (Edisi Revisi). 
Jumlah Bab                : 3 
Jumlah Halaman         : xxiv + 523 
Harga Buku               : Rp 87.000,00 (Cetakan II) 
Cover                        : Soft 
ISBN                        : 978-602-8767-40-8 



“Jadi, apa rahasia negara-negara maju ? Negara-negara terunggul di dunia ? Mengapa ada negara yang bisa sangat kaya raya, bisa bangkit dari keterbelakangannya, sementara banyak yang masih terus saja melarat ? Apa hal yang paling signifikan yang membedakan mereka ? Bagaimana mereka meraih keunggulan ?”- Hal xii 


Jika sederet pertanyaan itu pernah membuat kita penasaran ? Well, Sebagai seorang yang buta dalam sejarah bangsa-bangsa seperti saya, buku Imperium III karya seorang yang mengaku bukan intelektual atau ilmuan ini cukup memberi jawaban yang mantep. 


Amerika sekarang menjadi superpower terbesar dunia [Belum apa-apa saya udah boring duluaan mengawali cerita dari negara berinisial A itu, kapan ya berawalan I ? Hahaha. It's oke lah, we should respect that fact]. Perusahaan-perusahaan dan produk-produknya menguasai dunia. Dari Burger McDonald’s, ayam goreng KFC, sampai pesawat Boeing, software Windows dari Microsoft, Google, perusahaan minyak raksasa Exxon, Citibank dan General Electric. Akan tetapi sampai awal tahu 1800-an, Amerika masih termasuk dalam negara miskin. Sesuatu yang besar dan revolusioner pastilah tengah terjadi pada pertengahan 1800-an itu ? 


Jepang yang sekarang adalah economic superpower dulu juga hanyalah negara agraris yang miskin. Kemudian komodor Perry dari angkatan laut Amerika tiba dengan rombongan kapal uapnya di sana pada tahun 1853. Orang-orang Jepang melihat keunggulan teknologi Amerika sebagai sesuatu yang mengerikan, sekaligus menakjubkan. Jepang pun langsung bangkit secara besar-besaran dalam era restorasi Meiji, Meiji Ishin. Setelah kehancuran pasca-Perang Dunia II, Jepang kembali mengalami kebangkitan ekonomi yang fenomenal, sebuah economic miracle. Industri Jepang kelihatanya mempunyai “senjata rahasia” untuk menguasai dunia. 


Jerman juga demikian. Setelah kehancuran Perang Dunia II, Jerman bangkit lagi di era baru yang dinamakan Wirtschaftswunder, era keajaiban ekonomi. Kanselir Ludwig Erhard dianggap sebagai “Bapak Keajaiabn ekonomi Jerman.” Bangsa-bangsa lain segera menyusul. 


Korea Selatan [sebelahnya Kroya di Lampung] yang di tahun 1965 dianggap sama miskinya dengan bangsa Afrika melesat cepat. Sekarang, Korea Selatan adalah salah satu bangsa terkaya dan paling canggih teknologinya di dunia. Para konglomerat Korea, seperti Samsung, LG dan Hyundai menjadi perusahaan-perusahaan raksasa global dan produknya dikenal di seluruh dunia. 


Singapura [kalo Singaparna adanya di Serang], juga sangat rapuh dan miskin saat berpisah dari persekutuan Malaysia di tahun 1965. Lee Kuan Yew menangis saat harus mengumumkan perpisahan Malaysia. Banyak orang di dunia bahkan memperkirakan Singapura terlalu kecil untuk mampu bertahan. Tapi Lee telah menemukan cara membuat bangsanya sangat maju dan makmur. 

Cina dan India lalu menyusul. Kemajuan mereka bahkan bisa mengguncangkan stabilitas negara-negara maju sebelumnya seperti Amerika, Eropa, dan Jepang. India maju karena penguasaan teknologi informasinya yang unggul dan kemampuan bahasa Inggris rata-rata masyarakatnya yang cukup tinggi. 

Di abad 21, Cina bangkit menjadi kekuatan raksasa. Kota-kota seperti Shanghai, Shenzhen, dan Guangzhou adalah kota-kota paling modern yang dipenuhi gedung-gedung pencakar langit dan pusat-pusat perbelanjaan termewah. Di tahun 1980-an Cina masih menjadi bangsa komunis miskin. Semua orang pergi kemana-mana memakai sepeda kumbang dan jalan-jalan di Beijing sudah seperti laitan sepeda. Akan tetapi, itu dulu. Sejak tahun 1978, di era besar Deng-Xiaoping, mereka telah menemukan caranya, cara untuk bangkit. 

Semua bangsa ini telah mengalami masa terjadinya perubahan besar-besaran dan revolusioner dalam kehidupan mereka. Bahkan sejak ribuan tahun yang lalu banyak bangsa yang telah menemukan rahasia keunggulan. Tidak hanya Romawi dan Yunani, tetapi sudah sejak peradaban Babilonia, 5000 tahun yang lampau. 


Buku ini mengawali pembahasannya dari tempo yang cukup lampau. Dari Periode runtuhnya Imperium Romawi yang menyebabkan masa kegelapan (The Dark Ages) hingga 1.000 tahun lamanya di Eropa. Kemudian Raja-Raja di Eropa berjuangan mengejar ilmu ke negeri 1001 malam, Bagdag, Irak yang kala itu, pada abad ke-7 adalah pusat Ilmu pengetahuan dunia. 


Ada apa dengan Bagdag kala itu ? Kenapa mereka menjadi pusat peradaban dunia ? Pembaca akan disuguhkan kisah menarik betapa lama sebelum Bagdad menjadi sedemikian populer, di tanah tandus nan gersang, di Jazirah Arab, lahir seorang pemimpin terbesar dalam sejarah manusia. Michael H. Hart dalam bukunya yang fenomenal, The 100 A Ranking of The Most Influential in History menempatkan Nabi Muhammad Saw sebagai seorang yang paling berpengaruh dari 100 tokoh terbesar dalam sejarah. Nabi Muhammad sewaktu kecil adalah seorang penggembala kambing. Sudah sejak kecil beliau yatim piatu, ditinggal mati oleh ayah dan ibunya, Abdullah dan Aminah. Dia lalu diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthallib dan kemudian oleh pamannya, Abu Thalib. Sejak kecil Nabi Muhammad sering menyendiri. Saat-saat menggembalakan kambing, beliau seringkali merenung tentang hidupnya yang berat. Pada usia 40 tahun, suatu malam saat merenung di Gue Hira, tanpa disangka-sangka sebuah peristiwa besar yang kelak sangat mengubah kondisi mental, spiritual, ilmu dan teknologi dunia secara drastis telah terjadi. Pertanyaanya lantas kenapa bukan Arab, kota kelahiran Nabi Muhammad Saw yang menjadi pusat dunia, melainkan kota Bagdad di Irak ? 


Pada abad ke-14 di Italia. Venesia, Genoa dan Florence menjadi pusat perdagangan dan pusat pengetahuan dunia menggantikan Bagdad. Kenapa Bagdag akhirnya tergilas oleh bangsa Barat ? Hingga akhirnya tercipta mesin-mesin pencipta revolusi kecerdasan Eropa, mesin cetak Gutenberg. Kinilah saatnya bangsa Eropa melampaui bangsa-bangsa lainya di dunia. Mesin ajaib ini membuat para pemikir terbesar dan paling genius dalam sejarah dunia hidup kembali dan berbicara kepada semua rakyat Eropa. Dengan mesin itu, Plato, Aristoteles, Galen, Ptolemy, Cicero, Homer, para sarjana Arab seperti Ibn Sina dan Ibn Rusyd mulai menyebarkan ilmu-ilmu hebatnya dan mengubah Eropa dari bangsa terbelakang menjadi peradaban paling hebat dan paling unggul di dunia. 


Cerita berlanjut ke lahirnya superpower baru. Koloni inggris di Amerika berkembang dengan cepat. Wilayahnya yang sangat luas dan sumber daya alamnya yang melimpah mendorong banyak orang dari Eropa bermigrasi ke sana. Setelah beberapa generasi, para kolonis juga makin lama merasa tidak lagi sebagai orang Inggris, tetapi sudah sebagai orang Amerika. Amerika berkembang dengan penuh optimisme, namun itu tidak berlangsung lama. 


Untuk menutupi pendapatan yang kurang, diantaranya karena biaya perang yang membengkak, pada 1765, pemerintah Inggris menciptakan macam-macam pajak kepada kolonis nya di Amerika. Kertas, tembakau, gula dan teh yang sedang digemari dikenakan pajak yang sangat tinggi. Ketidaksenangan terhadap Inggris mulai tumbuh. Keluh kesah orang-orang Amerika tidak didengar di parlemen Inggris. Mereka tidak punya wakil di sana. Karena suara mereka tidak didengar, mereka pun mulai menunjukkan ketidaksukaannya dengan cara lain, secara fisik. Titik-titik api mulai bermunculan. Perang pun pecah. Sebagaimana kita tahu, akhirnya perang disudahi yang kemudian menjadikan Amerika The land of freedom yang baru. Kisah masih terus berlajut hingga kebangkitan macan-macan Asia. Bagaimana perjuangan mereka menjadi bangsa-bangsa yang unggul ? Baca kisah selanjutnya di buku Imperium III. 

Tidak ada komentar :