Selasa, 28 Mei 2013

[bs] Osilator Harmonik


Matlab code :

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
% Quantum mechanic I, page 138                   %             
% Computing osilation psi_v2                     %       
% Andri Husein, 27 Mei 2013                      %    
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

clear all
close all
clc

hbar  = 1.054e-34;    % Plank's constant
melec = 9.1e-31;      % Mass of an electron
eVtoJ = 1.6e-19;      % Energy conversion factors eV to Joule
E0 = 13.6*eVtoJ;

delta_x = .1e-11;
x_min = -300;
x_max =  300;
dx    = (x_max - x_min)/300;

x = (x_min:dx:x_max)*delta_x; % a.u

syms y;
n = 0;
omega0  = 2*E0/hbar;
alpha0  = sqrt(melec*omega0/hbar);
N0      = sqrt(alpha0/sqrt(pi));
h0      = 1;

qu = 8;
for s=1:qu
    n=n+1;
    E(s)=(n+0.5)*E0;
    omega(s) = E(s)/hbar;  
    alpha(s) = sqrt(melec*omega(s)/hbar);   
    N(s)= sqrt(alpha(s)/((2^n)*factorial(n)*sqrt(pi)));   
    h(s) = (-1)^n*exp(y.^2)*diff(exp(-y^2),y,n);
   
end
EE       = [E0 E];
w        = [omega0 omega];
alph     = [alpha0 alpha];
Normal   = [N0 N];
Hermit   = [h0 h];
V = 0.5*melec*w(6)^2*x.^2;

for s=1:qu+1;
psi(s) = Normal(s)*Hermit(s)*exp(-y^2/2);
end
psi_1=subs(psi(1),y,alph(1)*x);
psi_2=subs(psi(2),y,alph(2)*x);
psi_3=subs(psi(3),y,alph(3)*x);
psi_4=subs(psi(4),y,alph(4)*x);
psi_5=subs(psi(5),y,alph(5)*x);
psi_6=subs(psi(6),y,alph(6)*x);
psi_7=subs(psi(7),y,alph(7)*x);
psi_8=subs(psi(8),y,alph(8)*x);
psi_9=subs(psi(9),y,alph(9)*x);

h = figure(1);
set(h,'Position',[100 100 800 500]);% frame position to display
set(gcf,'Color',[1 1 1])

T  = 0;
dt = 5e-18;
i = sqrt(-1);
photo = 0;
for t_step=1:200
    photo=photo+1;
    T = T+1;
    y1(t_step)=exp(-i*w(1)*T*dt);
    y2(t_step)=exp(-i*w(2)*T*dt);
    y3(t_step)=exp(-i*w(3)*T*dt);
    y4(t_step)=exp(-i*w(4)*T*dt);
    y5(t_step)=exp(-i*w(5)*T*dt);
    y6(t_step)=exp(-i*w(6)*T*dt);
    y7(t_step)=exp(-i*w(7)*T*dt);
    y8(t_step)=exp(-i*w(8)*T*dt);
    y9(t_step)=exp(-i*w(9)*T*dt);
   
    PSIX_1=psi_1*y1(t_step);
    PSIX_2=psi_2*y2(t_step);
    PSIX_3=psi_3*y3(t_step);
    PSIX_4=psi_4*y4(t_step);
    PSIX_5=psi_5*y5(t_step);
    PSIX_6=psi_6*y6(t_step);
    PSIX_7=psi_7*y7(t_step);
    PSIX_8=psi_8*y8(t_step);
    PSIX_9=psi_9*y9(t_step);
   
    plot(x,PSIX_1*1e-5+1,'r','LineWidth',2)
    axis([-3*1e-10 3*1e-10 0 19])
    hold on
    plot(x,PSIX_2*1e-5+3,'g','LineWidth',2)
    plot(x,PSIX_3*1e-5+5,'b','LineWidth',2)
    plot(x,PSIX_4*1e-5+7,'m','LineWidth',2)
    plot(x,PSIX_5*1e-5+9,'y','LineWidth',2)
    plot(x,PSIX_6*1e-5+11,'c','LineWidth',2)
    plot(x,PSIX_7*1e-5+13,'r','LineWidth',2)
    plot(x,PSIX_8*1e-5+15,'g','LineWidth',2)
    plot(x,PSIX_9*1e-5+17,'b','LineWidth',2)   
    plot(x,V*(19/5e-16),'k--','LineWidth',2)   
    hold off
    text(1.5*1e-10,18,sprintf('t = %5.3f fs',T*dt*1e15),'fontsize',14);
    text(-2.5*1e-10,1.4,sprintf('n = 0'),'fontsize',14);
    text(-2.5*1e-10,3.4,sprintf('n = 1'),'fontsize',14);
    text(-2.5*1e-10,5.4,sprintf('n = 2'),'fontsize',14);
    text(-2.5*1e-10,7.4,sprintf('n = 3'),'fontsize',14);
    text(-2.5*1e-10,9.4,sprintf('n = 4'),'fontsize',14);
    text(-2.5*1e-10,11.4,sprintf('n = 5'),'fontsize',14);
    text(-2.5*1e-10,13.4,sprintf('n = 6'),'fontsize',14);
    text(-2.5*1e-10,15.4,sprintf('n = 7'),'fontsize',14);
    text(-2.5*1e-10,17.4,sprintf('n = 8'),'fontsize',14);
   
    set(gca,'fontsize',14)
    xlabel('x (meter)')
    ylabel('\psi (x,t)')
    set(gca,'YTick',0:4:19)
    box off
      

M(t_step)=getframe(h);
%M=getframe(h);
%[X, map] = frame2im(M);
%imwrite(X,['fig' ,num2str(photo),'.png']);
end
movie2avi(M,'Osilator.avi', 'compression', 'none')

Referensi :

Dra. Suparmi, M.A., Ph.D, Mekanika Kuantum I, Jurusan Fisika Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, ISBN 978-602-99344-1-0, pages 121 - 138, Juli 2011.


Senin, 13 Mei 2013

[bs] Gerak Partikel Bermuatan dalam Medan Magnet

Berikut ini, kami akan membahas pengaruh medan magnet pada partikel bermuatan. Secara klasik, gaya pada sebuah partikel bermuatan dalam medan listrik (E) dan medan magnet (B) ditentukan oleh hukum gaya Lorentz. 




Kamis, 02 Mei 2013

[bs] Atom Hidrogen - Edisi Revisi


Atom Hidrogen merupakan atom paling sederhana yang terdiri dari satu proton sebagai nukleus dan satu elektron yang mengitarinya. Pada bab ini akan diuraikan penyelesaian persamaan Schrodinger untuk atom hidrogen dan aplikasinya. Persamaan Schrodinger untuk mendiskripsikan gerak elektron relatif terhadap proton sehingga energi potensial sistem adalah energi potensial elektron yang terikat pada inti. Karena elektron mengorbit inti pada kulit yang berbentuk bola maka fungsi gelombang dan tingkat energi elektron ditentukan berdasarkan penyelesaian persamaan Schrodinger dengan koordinat bola. Hasil dari penyelesaian persamaan Schrodinger untuk atom Hidrogen dapat digunakan untuk menjelaskan teori atom Bohr dan sebagai dasar teori atom secara umum.










Penyelesaian persamaan Schrodinger untuk atom Hidrogen dapat dibagi menjadi dua tahap yakni penyelesaian bagian sudut dan penyelesian bagian radial. Pada catatan ini kami menyusun pendekatan numerik yang sederhana berdasarkan metode yang disusun Sasha [3] untuk menyelesaikan persamaan Schrodinger bagian sudut atom Hidrogen. Penyelesaian analitik dapat dijumpai pada [1],[2].



Selasa, 30 April 2013

[bs] review : Pendekatan Analitik Terhadap Karakter Spektral Antarmuka Gradasi Meliputi Indeks Refraksi Negatif pada Komposit Nano

Kami menyelidiki struktur elektrodinamika komposit nano dengan permetivitas dielektrik dan permeabilitas magnet negatif, atau yang populer dengan sebutan left-handed metamaterials. Kami menghitung solusi analitik ab-initio terhadap persamaan Helmholtz untuk antarmuka dengan gradien indeks refraksi antara positif dan negatif. Kami menyusun ekspresi intensitas medan jauh dalam formulasi hipergeometrik. Hasil yang diperoleh dapat diterapkan secara umum untuk antarmuka negatif-positif dan dapat juga diterapkan untuk positif-positif dan negatif-negatif.


Judul paper: Ab Initio Analytical Approach to Spectral Behavior of Graded Interfaces Incorporating Negative-Index Nanocomposites.

Penulis 1: Nils Dalarsson, Royal Institute of Technology, Stockholm, Sweden.

Penulis 2: Zoran Jaksic, HTM Institute of Microelectronic Technologies and Single Crystals, Belgrade, Serbia and Montenegro.

Penulis 3: Milan Maksimovic, HTM Institute of Microelectronic Technologies and Single
Crystals, Belgrade, Serbia and Montenegro.

Penerbit : Proc. 1st International Workshop on Nanoscience & Nanotechnology IWON 2005 Belgrade, Serbia and Montenegro, November 15 - 18, 2005.

Tahun terbit : 2005.



[bs] deoxyribonucleic acid

Proses biologi--mekarnya sebuah bunga, peristiwa penyerbukan, pembelahan sel, transkripsi  deoxyribonucleic acid (DNA), rotasi DNA dan sebagai nya, adalah beberapa fenomen alam yang sangat menarik dan banyak diabadikan dalam rekaman video. Di sini kita akan membuat satu paket materi belajar dengan memanfaatkan salah satu video tersebut.




Unduh artikel

Jumat, 19 April 2013

[Give Away BAW 1st] menetas

Give me "G" ... Give me "A" ... Give me "B" ... Give Away BAW ... TARAAAAA !!!!! Kedip kedipin maata .. suiitt ... suiittt ... cetak ... cetuk ... JegerRRRrrr !!!!


Well, tulisan ini di dedikasikan untuk launching grup yang telah satu tahun lamanya di erami dan sekarang saat nya MENETASSS .... iyik iyik iyik .... :D.


Selamat datang di suatu masa dimana ide kita akan hidup selamanya .... Selamat datang di Be a Writer.


Apaaa Kau bilaaaaang ??? Ingin bergabung katamuuuu ?? Hemmm ....kasih tahu ga yaaa ??? HI-HI-HI-HI-HI-HI-HI ......Itu sih GAMPANG .... cari saja yang tampang nya paling GALAK di blog kami ---->http://bawindonesia.blogspot.com/ -----> request pertemanan di facebook beliau dan ajukan PERMINTAAN keanggotaan .....


Apahh katamuuu ??? Ribetttt ??? Susahhhh ??? Huh .. kau tak punya selera HUMOR sasekali ... kalau kau tak bisa menemukan siapa saja RATUU KATAK di sana sebaiknya kau berfikir ulang untuk bergabung karena grup tersebut akan terlalu KERAS untuk mu yang MANJA itu .... kau tak akan HANCUR di sana sebelum menjadi INTAN.... : D :D :D :D





Sabtu, 13 April 2013

[bs] Free Wall Paper Interferensi Cahaya

Salam. Hay guys ... jumpa lagi dengan saya :)

Sebagai penikmat sains saya perlu mendukung hadirnya wall paper yang bersifat sains, true science :). Berikut ini contoh wall paper untuk beberapa ukuran hp atau iPhone.


Tema wall paper ini adalah interferensi cahaya. Wall paper dibuat dengan algoritma FDTD mengganakan software matlab. 



Nokia 5130 Express Music (240x320) pixel




Android (1920x1200) pixel




iPhone (1024x768) pixel




[bs] Baner Phase Portrait (official version)

Hay guys ... mungkin kau suka mengoleksi macam-macam baner ? Nah ini salah satu baner resmi kita ... di simpan yang baik ya ... barangkali nanti saya pinjam :)




Senin, 25 Maret 2013

[bs] Menayangkan animasi dalam ebook

Hay bro ... kali ini kita akan membahas bagaimana membuat animasi untuk buku-buku elektronik (ebook). Apa yang kira-kira terbayang dari topik bahasan kali ini ? Sulitkah ? Hemmm ... tak sesulit itu kok bro ...daripada bingung, langsung saja kamu download jurnal nya di sini ---> Menayangkan Animasi dalam Ebook


Revisi v2. New features :
[1] metode untuk menampilkan lebih dari satu animasi dengan nama file yang sama
[2] animasi interferensi cahaya

Download

Rabu, 13 Maret 2013

[bs] 2D Schrodinger Equation

1. Tanpa menggunakan absorbing bounday condition




2. Menggunakan absorbing bounday condition





3. Simulasi melibatkan potensial barier dengan menggunakan absorbing bounday condition





Referensi

Frederick Ira Moxley dan Weizhong Dai, A G-FDTD Method for Soling the Multi Dimensional Time-Dependent Schrodinger Equation, http://arxiv.org/abs/1212.0801, Desember 2012.

Frederick Ira Moxley III, Fei Zhu, Weizhong Dai, A Generalized FDTD Method with Absorbing Boundary Condition for Solving a Time-Dependent Linear Schrodinger Equation, http://www.scirp.org/journal/PaperInformation.aspx?paperID=23155, 2012.

Jumat, 08 Maret 2013

[bs] Simulating Stationary Solution of Schrodinger Equation

Ketika partikel (elektron) terperangkap dalam sumur potensial tak berhingga ia suka-tidak-suka harus menempati panjang gelombang tertentu. Prinsip ini dikenal sebagai asas kuantisasi energi/panjang gelombang. Asas kuantisasi energi menyatakan bahwa energi partikel harus merupakan kelipatan bilangan bulat dari bilangan kuantum kuantisasi (n). Sebuah partikel dalam sumur potensial tak berhingga dapat memunyai satu keadaan kuantum atau lebih dari satu keadan kuantum, yang disebut juga dengan keadaan superposisi. Berikut ini simulasi beberapa keadaan superposisi fungsi gelombang (eigenfunction) partikel dari 5 bilangan kuantum pertama yang diizinkan dalam potensial dengan lebar 10 nm. Simulasi dibagi menjadi 4 window. Khusus dalam window fungsi gelombang (eigenfunction) kurva warna biru adalah psi(x,t)_real, yakni komponen real dari fungsi psi kompleks, sedangkan warna merah adalah komponen imajiner nya.


1. Probabilitas superposisi eigenfunction dari bilangan quantum 1 dan 2.




Matlab demo : probabilitas  superposisi  eigenfunction antara n = 1 dan n = 2.




2. Probabilitas superposisi eigenfunction dari bilangan quantum 1 dan 3.




Matlab demo : probabilitas  superposisi  eigenfunction antara n = 1 dan n = 3.




3. Probabilitas superposisi eigenfunction dari bilangan quantum 2 dan 4.




Matlab demo : probabilitas  superposisi  eigenfunction antara n = 2 dan n = 4.





4. Probabilitas superposisi eigenfunction dari bilangan quantum 2 dan 5.




Matlab demo : probabilitas  superposisi  eigenfunction antara n = 2 dan n = 5.





[bs] Simulating Non-stationary Solution of Schrodinger Equation


1. Non-stationary solution




1.2 Matlab demo: probability wave function






1.3 Matlab demo: wave function




1.4 Matlab demo: wave phase





Senin, 04 Maret 2013

[bs] Solusi Stasioner dan Non Stasioner Persamaan Schrodinger Linear Menggunakan Finite Difference

1. Solusi non-stasioner sebuah partikel yang berasal dari ruang vakum menghantam dinding potensial.

1.1 Tanpa absorbing boundary condition (ABC)





1.2 Menggunakan absorbing boundary condition (ABC)



Rerefensi :

Frederick Ira Moxley III, Fei Zhu, Weizhong Dai, A Generalized Method with Absorbing Baoundary Conditiions for Solving a Time-Dependent Linear Schrodinger Equation, American Journal of Computational Mathematics, 2.163-172, doi:10.4236/ajcm.2012.23022, 2012



2. Solusi stasioner partikel yang terkurung dalam potensial tak berhingga.

2.1 Bilangan quantum n = 1



2.2 Bilangan quantum n = 2



2.3 Bilangan quantum n = 3



Referensi :

Supriyo Datta, Quantum Transport: Atom to Transistor, Cambridge University Press The Edinburgh Building, Cambridge, UK, 2005. www.cambridg e.org /9780521631457

Rabu, 27 Februari 2013

[cerpen] Arindi Sasmita


Kisah berikut ini bersifat fiksi (khayal). Apabila terdapat kesamaan karakter atau nama tokoh dan lokasi kejadian, hal tersebut semata-mata hanyalah kebetulan kosmis belaka.


Arindi Sasmita, pertemuanku dengannya sebenarnya agak mustahil terjadi di abad 21 ini. Sungguh kuno dan norak. Sore itu, angin muson barat bertiup dengan kencangnya dan menampar 12 jendela kayu rumahku (halah!). Baik lah, begini kisahnya. Sore itu, pengeras suara dari arah mushola mengakabarkan kematian seorang warga desa. Tetangga satu desa kami telah berpulang ke Rahmatulloh. Beliau wafat di usia ke-47 ,2 tahun, meninggalkan seorang istri yang masih cukup muda dan seorang anak laki-laki berusia 10 tahun.


Tiga jam kemudian, saat kami sedang makan malam, ibunda mulai ber-pidato. Malam itu, raut muka beliau tampak berkerut-kerut dan memancarkan aura menyeramkan. 

"Nak, ibu ingin menceritakan sebuah rahasia berkenaan dengan wafatnya Bapak Murdock." 

Deg! Kenapa ? Ada apa ? Aku keheranan. 

"Rahasia apa bu ?", tanyaku penasaran. Demi mendengar kata "rahasia" itu bulu hidungku merinding. Aku seperti terlempar ke jaman saat dimana ayah dan ibuku masih remaja dan dikejar-kejar pasukan Penjajah karena menyembunyikan surat rahasia negara. 

"Sebelumnya, ibu mau tanya, apa kamu sudah punya pacar ?" (gubrakkk) 

Tidak ada angin-tidak ada hujan-tidak ada petir, kenapa ibu bicara seperti ini ? 

"Tidak, memang kenapa bu ?" jawabku ringan dan santai.


Rabu, 13 Februari 2013

[bs] Interferensi Gelombang Elektromagnetik

Simulasi interferensi gelombang elektromagnetik menggunakan metode finite difference time domain.



Matlab code available by request to: andri84@yahoo.com or decepticon1022@gmail.com

Selasa, 12 Februari 2013

[bs] Radiasi Benda Hitam

Bila suhu radiator benda hitam meningkat, keseluruhan energi yang di radiasikan juga meningkat dan puncak kurva radiasi bergerak menuju panjang gelombang yang lebih kecil. Ketika panjang gelombang puncak ditinjau dengan rumus radiasi Planck, hasil kali panjang gelombang puncak dan suhu ditemukan berupa konstanta sebesar 2.898x10^(-3) m.K, disebut juga konstantan Wien.

Simulasi sektrum radiasi benda hitam berikut ini merujuk data dari hyperphysics dan wikipedia.



Senin, 11 Februari 2013

[bs] Dualisme Partikel-Gelombang : Difraksi dan Interferensi

Diringkas dari: Ian Cooper, "Quantum Mechanics Wave Particle Duality", Lecture Notes, School of Physics, University of Sydney.


Ketika cahaya melewati celah yang sangat sempit dan jatuh pada layar, gejala difraksi / interferensi yang terdiri dari pola pita terang dan gelap teramati. Kecerahan (intensitas) cahaya yang terdeteksi pada layar sebanding dengan kuadrat amplitudo gelombang. Untuk sebuah plane wave yang datang menuju celah, kita amati difraksi Fraunhoffer terjadi ketika jarak layar jauh lebih besar daripada lebar celah.

Intensitas cahaya yang mengenai layar dengan celah tunggal diberikan oleh persamaan


(1)
dengan

I           = Intensitas cahaya (Watt/m2)
Io         = Intensitas maksimum cahaya (Watt/m2)
beta      = k*b*sin(theta)/2  (rad)
k          = 2*pi/lambda  (rad/m)
lambda  = Panjang gelombang cahaya (m)
b          = Lebar celah (m)
theta     = sudut antara celah dengan sebuah titik pada layar
            = x/D
x           = posisi layar (m)
D          = jarak layar dengan celah (m)

Tabel spektrum cahaya tampak, ref: wikipedia


Difraksi Fraunhoffer pada celah tunggal dengan lebar (b) 20 mm, dan jarak layar-celah (D) 1 m ketika dikenai cahaya dengan lambda 700 nm (sinar merah),  tampak dalam gambar sbb



Selanjutnya, intensitas cahaya yang mencapai layar dari celah ganda diberikan oleh persamaan

(2)
dengan

alpha  = k*a*sin(theta)/2  (rad)
a        = Jarak pisah antara dua celah (m) 

Difraksi Fraunhoffer pada celah ganda dengan lebar (b) 20 mm, jarak pisah celah (a) 3b, dan jarak layar-celah (D) 1 m ketika dikenai cahaya dengan lambda 450 nm (sinar biru),  tampak dalam gambar sbb




PARTIKEL SEBAGAI SEBUAH GELOMBANG

Gelombang dapat dipandang sebagai mekanisme transfer energi melalui getaran yang merambat tanpa melibatkan transfer massa. Salah satu karakteristik gelombang yang tidak dimiliki partikel adalah bahwa, gelaja difraksi / interferensi muncul sebagaimana tampak pada Gambar (1) dan (2) di atas ketika gelombang melewati celah sempit. Namun, melalui pengaturan eksperimental yang analog dengan interferensi cahaya pada celah ganda, ketika berkas elektron datang mengenai biprisma (meniru dua celah untuk cahaya karena elektron memunyai panjang gelombang yang lebih kecil) pada layar terdeteksi gejala  difraksi / interferensi  yang serupa. Ketika jumlah elektron yang melintasi celah sedikit (sekitar 2000) gejala tersebut tak begitu jelas. Namun ketika jumlah elektron meningkat menjadi lebih dari 80,000 gejala difraksi menjadi semakin jelas seperti tampak dalam Gambar 3 berikut ini.


Panjang gelombang de Brolie (lambda) 0.1 nm, lebar celah (b) 3*lambda, jarak pisah celah (a) 12*lambda, dan jarak layar-celah (D) 60*lambda. 




Elektron bersifat partikel ketika mereka mengenai sebuah titik pada layar deteksi, namun distribusi dari titik-titik tersebut pada layar mengungkapkan sebuah pola interferensi yang merupakan karakter khas dari gelombang. Oleh karena itu, kita hanya dapat menyimpulkan bahwa elektron memiliki sifat ganda - mereka dapat berperilaku sebagai partikel dan sebagai gelombang. Kita tidak bisa memprediksi di mana sebuah elektron tunggal akan tiba di layar. Kita hanya tahu kemungkinan di mana elektron akan menubruk layar. Fenomena ini murni berasal dari dunia kuantum dan merupakan contoh yang baik dari interaksi antara indeterminisme dan determinisme.


Elektron diwakili oleh fungsi matematis yang disebut fungsi gelombang Psi(r,t) yang merupakan fungsi posisi dan waktu dari elektron. Evolusi dari fungsi gelombang untuk elektron tunggal diatur oleh persamaan Schrodinger. Namun, fungsi gelombang ini adalah kuantitas kompleks dan tidak dapat diukur secara langsung. Dari situ kita hanya dapat menentukan probabilitas menemukan elektron pada suatu ketika. Rapat probabilitas sebanding dengan kuantitas real |Psi(r,t)|^2. Kami sekarang dapat menafsirkan radiasi yang diberikan oleh Persamaan (2) sebagai kepadatan probabilitas elektron menubruk layar dan luas daerah di bawah kurva menjadi sebanding dengan probabilitas untuk menemukan elektron. Untuk sistem satu dimensi, probabilitas untuk menemukan sebuah elektron antara x1 dan x2 pada waktu t diberikan oleh 


(3)
     
dan untuk contoh celah ganda, kemungkinan memukul piksel pada posisi (x,y) pada layar deteksi pada waktu t adalah


(4)

di mana A adalah luas dari pixel.


Kita tidak bisa memprediksi di mana elektron itu akan menubruk layar tetapi pola yang dibentuk oleh banyak elektron dapat diprediksi oleh persamaan Schrodinger yang mengungkapkan bagaimana sebaran Psi dari celah ke layar. Ketika sebuah elektron tunggal telah meninggalkan celah dan sesaat sebelum menubruk layar, fungsi gelombangnya tersebar di wilayah yang luas dan mencakup banyak piksel, tetapi hanya satu piksel yang dipicu untuk merespon dan tidak ada piksel lain yang merespon. Ketika satu piksel telah dipicu kita dapat menganggap piksel tersebuut dapat menyebarkan berita kepada piksel yang lainya agar tidak merespon. Ini adalah contoh dari kuantum non-lokal, yakni apa yang terjadi di satu tempat memengaruhi apa yang terjadi di tempat lain dengan cara komunikasi yang tidak dapat dijelaskan pada kecepatan cahaya (kecepatan maksimum di mana informasi apapun itu dapat ditransmisikan). Kami mengatakan bahwa ketika elektron terdeteksi, fungsi gelombangnya runtuh. Dalam terminologi fisika kuantum, partikel ditafsirkan sebagai suatu entitas yang hanya ditemukan di satu tempat ketika posisinya diukur.


Untuk partikel bebas (energi total E = energi kinetik K, energi potensial V = 0) sifat gelombangnya digambarkan oleh nya panjang gelombang de Broglie


(5)


di mana h adalah konstanta Planck dan p adalah momentum partikel. Percobaan difraksi mengkonfirmasi bahwa panjang gelombang yang diberikan oleh Persamaan (5) sesuai dengan panjang gelombang yang diukur dalam percobaan ini.


Gelombang klasik dan gelombang (partikel) materi memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Perhatikan, misalnya, pola interferensi yang dihasilkan oleh gelombang air melewati dua celah. Jika salah satu celah ditutup sepotong gabus yang mengambang di air hanya akan naik dan turun. Sedangkan ketika dua celag dibuka, terjadi pergeseran pada gabus besarnya ditentukan oleh penjumlahan dari perpindahan dua gelombang yang muncul dari celah. Pada lokasi tertentu gabus akan bergerak naik dan turun dengan perpindahan maksimum karena interferensi konstruktif dari dua gelombang. Di tempat lain, gabus akan tetap ditempat karena dua gelombang yang datang saling membatalkan satu sama lain (interferensi destruktif). Gambar (5) menunjukkan pola interferensi yang khas dari celah ganda pada satu waktu yang singkat.